Bagi penggemar barang antik, Pasar Barang Antik Kota Lama Semarang bisa menjadi pilihan untuk berbelanja sambil liburan di Kota Semarang. Di pasar tersebut, terdapat barang antik mulai abad ke-13 sebelum Masehi.
Barang yang ada di Kawasan Kota Lama tersebut bermacama-macam, mulai dari uang lawas, keris, telepone model tahun 70-an, buku-buku lawas hingga mangkok dan guci yang usianya sudah berabad-abad silam.
Harganyapun bermacam-macam, mulai dari Rp 25 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung kualitas dan nilai historis barang tersebut. Saat ini, Pasar Barang Antik Kota Lama Semarang tak hanya dilirik wisatawan lokal, namun juga luar negeri.
Salah satu pedagang barang antik, Hoesie mengatakan, jika Pasar Barang Antik Kota Lama Semarang tak pernah sepi dari pengunjung, terutama ketika saat hari libur.
Menurutnya, selain untuk transaksi jual beli barang antik, di pasar slot777 tersebut juga bisa untuk belajar sejarah, karena banyak barang-barang yang mempunyai nilai historis.
“Ya kan barang-barangnya antik ya, jadi bisa sekalian belajar di sini,” jelasnya saat ditemui di lokasi, Kamiss (11/3/2021).
Meski menjual barang-barang antik, pengunjung yang datang ke Pasar Barang Antik Kota Lama Semarang kebanyakan adalah anak-anak muda. Kebanyakan, anak-anak muda yang datang di pasar tersebut unttuk berfoto-foto.
“Jadi selain untuk jual beli, di pasar ini juga banyak yang menjadikan tempat berfoto,” ucapnya.
Dia menambahkan, barang yang ada di Pasar Barang Antik Kota Lama Semarang tak hanya dari dalam negeri, namun juga banyak barang-barang yang berasal dari luar negeri.
“Pasar ini sudah menjadi rujukan di seluruh dunia untuk barang-barang antik,” imbuhnya.
Pasalnya, tak sedikit para turis yang datang ke pasar tersebut untuk melihat barang-barang antik yang berasal dari belahan dunia.
Untuk itu, dia berharap kepada Pemerintah Kota Semarang untuk lebih perhatian terhadap Pasar Barang Antik Kota Lama Semarang. Pasalnya, tempat yang saat ini ditempati para pedagang terlalu sempit.
Salah satu pengunjung, Ahmad Baihaqi mengatakan, jika dirinya sengaja datang ke Pasar Barang Antik Kota Semarang untu mencari uang lawas. “Saya kesini untuk mencari uang lawas untuk mahar nikah,” ucapnya.
Menurutnya, pasar tersebut cukup lengkap jika dijadikan rujukan untuk mencari barang-barang antik, tak terkecuali uang lawas yang dijadikan untuk mahar nikah.
Ada berbagai macam jenis barang kuno yang dijual di sana, mulai dari keramik, patung-patung, guci, artefak, furniture, reklame, pusaka hingga batu candi relief. Bahkan, koin dan gundu pun tersedia. Itu baru secuilnya, karena masih ada banyak lagi macam dan jenisnya. Jumlahnya, ratusan atau ribuan, bahkan mungkin tak terhitung karena begitu banyaknya.
“Hampir seluruh pedagang ataupun pecinta kolektor benda-benda lawasan di Indonesia, jika berburu dan berbelanja barang-barang kuno, yang dituju adalah pasar klithikan Kota Lama, Semarang. Karena di sini, barang-barang yang dijual sangat lengkap dan memiliki keuggulan tersendiri. Artis-artis seperti Ahmad Dani dan Krisna Mukti sering mencari barang antik di sini,” ungkap Achmad Arifin atau biasa disapa Mas Pino, salah seorang pedagang antikan di pasar klithikan Asemkawak Kota Lama, Semarang.
Pemilik “Pino Art Gallery” sekaligus ketua paguyuban pedagang antikan Asemkawak itu mengungkapkan, bagi pecinta benda-benda kuno, pasar klithikan Asemkawak Kota Lama, Semarang sudah tidak asing lagi. Di kawasan ini, berbagai barang lawasan atau bekas tersedia begitu lengkap, bagus, murah, dan semuanya ori/asli. Belum lagi, hampir seluruh pedagang antikan di Kota Lama, Semarang mempunyai kekhasan tersendiri.
Bagi Pino dan pedagang-pedagang lainnya, juga khususnya penggemar serta pecinta kolektor benda-benda antik, meskipun bekas, barang-barang tersebut sangat berharga dan mempunyai nilai histori yang tinggi. Sebab, memiliki ataupun mengoleksi benda lawasan adalah suatu keistimewaan dan menghadirkan kepuasan hati tersendiri yang tidak bisa dinilai oleh apa pun. Di situ ada banyak cerita yang disimpan. Entah sejarah, masa lalu, budaya, seni, kenangan atau lainnya. Apalagi jika berusia semakin tua, nilainya pun semakin tinggi.
Baca Juga : Kerajinan Warga Plered Citeko: Warisan Budaya dan Keindahan Keramik Nusantara